Tekankan Keseimbangan Kehidupan Duniawi dan Spiritual
Jumat, 6 September 2024 | 09:32 WIB
Lebak, NU Online Banten
Pengasuh Pondok Pesantren Al Marjan Lebak KH Saepudin Asy Syadzily mengatakan, dzikir dan shalawat merupakan sarana mendekatkan diri kepada Allah serta memperkuat hubungan spiritual. ’’Tarekat Syadziliyah tidak hanya mengajarkan tentang bagaimana beribadah dengan khusyuk, tetapi juga bagaimana hidup dengan penuh kesadaran akan kehadiran Allah dalam setiap aspek kehidupan kita. Sejalan dengan prinsip-prinsip NU yang mengutamakan keseimbangan antara urusan dunia dan akhirat,’’ ujar Gus Saepudin—sapaan karib pria yang pernah memimpin Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Lebak itu saat dzikir dan shalawat rutin di pesantren yang terletak di Mulabaru Cipanas, itu, Jumat (30/8/2024).
Pada kesempatan itu, dia juga menyampaikan Tarekat Syadziliyah memiliki hubungan historis dan ideologis yang kuat dengan Nahdlatul Ulama. Banyak ulama Syadziliyah yang juga merupakan tokoh-tokoh penting dalam sejarah NU, sehingga nilai-nilai yang diajarkan oleh tarekat ini sangat relevan dalam menjaga dan memperkuat Ahlussunnah wal Jama'ah di tengah berbagai tantangan zaman. "Syadziliyah mengajarkan kita tentang moderasi dan keseimbangan, nilai-nilai yang juga menjadi landasan dalam perjuangan NU. Oleh karena itu, dzikir dan shalawat ini menjadi penting untuk terus kita lestarikan dalam rangka menjaga dan memperkuat Ahlussunnah wal Jama'ah di tengah tantangan zaman,’’ tambah putra dari Mama KH Tadjuddin Azwari itu.
Diterangkan, dzikir dan membaca Shalawat Syadziliyah yang diikuti puluhan jamaah itu digelar rutin setiap Jumat.’’Ini merupakan bagian dari tradisi Tarekat Syadziliyah, sebuah tarekat sufi yang didirikan oleh Syekh Abul Hasan Asy-Syadzily pada abad ke-13. Tarekat ini menekankan pentingnya keseimbangan antara kehidupan duniawi dan spiritual, mendorong pengikutnya untuk selalu dekat dengan Allah melalui dzikir, shalawat, dan berbagai ibadah lainnya. Tarekat Syadziliyah dikenal dengan pendekatannya yang moderat dan inklusif.,’’ ungkap pria delapan bersaudara itu.
Kegiatan yang diakhiri dengan doa bersama itu diharapkan dapat membawa semangat dan nilai-nilai Tarekat Syadziliyah ke dalam kehidupan sehari-hari, khususnya bagi pengikutnya.
Â
Seperti diberitakan NUOB sebelumnya, Pondok Pesantren Al Marjan termasuk pesantren tua di Lebak. Layaknya pesantren tua, nama sebelumnya biasanya memakai daerah setempat. Pesantren spesifikasi kitab kuning ini berdiri pada 1932. Gus Syaepudin merupakan generasi keempat. Saat ini santri yang mondok sebagian besar sekolah. Ada MI hingga Aliyah. Ada juga Diniyah. (Sapnudi)
Editor: Izzul Mutho
Terpopuler
1
Ini Kiat Cegah Bahaya Inses, Pendidikan Seksual Usia Dini dan Nilai Agama Jadi Kunci
2
Ini Salapan Khidmat NU Kabupaten Tangerang untuk Hadapi Tantangan Zaman
3
Solusi Palestina-Israel, Butuh Ketegasan dan Konsolidasi Internasional
4
PCNU Kota Serang Siap Gelar PD-PKPNU Angkatan II
5
KH Imam Abda-Yasin Pimpin MWCNU Ciptim Lagi, Pondok Aren Ganti Nakhoda
6
Kiat Cegah Pernikahan Inses: Pemerintah Perlu Bertindak Tegas dan Edukatif
Terkini
Lihat Semua