• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Kamis, 16 Mei 2024

Ramadhan

Pentingnya Tanggung Jawab‎

Pentingnya Tanggung Jawab‎
Ilustrasi. (Foto: Freepik)
Ilustrasi. (Foto: Freepik)

Seorang Muslim tidak hanya memiliki tangung jawab beragama, namun juga tangung ‎jawab sosial. Tangung jawab sosial yang dimaksudkan di sini adalah tangung jawab ‎untuk menolong kepada sesamanya baik Muslim maupun non-Muslim. Hal ini sesuai ‎dengan apa yang disampaikan oleh Ibnul Qayyim. ’’Tanggung jawab seorang ‎Muslim secara garis besar ada dua. Kewajiban antara dia dengan penciptanya dan ‎kewajiban dengan sesamanya. Adapun kewajiban dengan sesama adalah tolong-‎menolong.’’ (Zadul Muhajir, Ibnul Qoyyim, 1/1-7)‎

‎ 
Tangung jawab sosial lebih lanjut biasa dikenal dengan hablun min an-nâs. ‎Termasuk di dalam tangung jawab sosial ini adalah tersenyum kepada sesama, ‎menolong orang lain, memberi sebagaian rezeki, memudahkan urusan orang lain, dan ‎lain-lain.‎

‎ 
Seorang Muslim yang baik dan sempurna haruslah mampu menjalankan tangung ‎jawab beragama dan tangung jawab sosialnya. Keduanya ibarat dua buah sisi koin ‎yang harus dijalankan bersamaan dan saling melengkapi. Tidak sempurna seorang ‎Muslim jika hanya melaksanakan tangung jawab beragama saja tanpa tangung jawab ‎sosial. Pun sebaliknya tidak sempurna kehidupan muslim jika hanya berfokus pada ‎tangung jawab sosial tanpa menjalankan tangung jawab beragamanya. ‎

‎ 
Kewajiban menjalankan tangung jawab beragama dan tangung jawab sosial seorang ‎Muslim juga harus dilengkapi dengan tangung jawab terhadap apa yang diberikan ‎Allah dan apa yang dimiliki. Pengejawantahan tersebut haruslah tercermin dalam ‎bertutur kata, berprilaku, dan bersikap. Apa pun yang dilakukan seorang Muslim ‎tentu akan dimintai pertangungjawabannya di hadapan Allah. Maka seyogianya ‎segala perbuatan dilandasi atas iman dan takwa serta harus terjauhi dari nafsu ‎pribadi dan hal buruk lainnya. Sebab segalanya akan dimintai pertangungjawaban ‎sebagaimana firman Allah: ‎
‎ 

إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولـئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْؤُولاً

‎ 
‎“Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta ‎pertanggungan jawabnya.” (al-Isra:17/36)‎
‎ 

Seluruh manusia kelak akan bertangung jawab terhadap segala apa yang telah ‎dikerjakan dilihat dari tangung jawab beragama dan tangung jawab sosialnya. ‎Semuanya akan bertangung jawab, sebab kita semua adalah makhluk yang akan ‎selalu terikat dengan tangung jawab. Maka, saat umur seseorang masih ada haruslah ‎memaksimalkan dua tangung jawab yang Allah berikan.‎
‎ 

Jenis-jenis tanggung jawab manusia:‎
Pertama, tanggung jawab kepada Allah
Manusia ada tidak dengan sendirinya, tetapi merupakan makhluk ciptaan Allah. ‎Sebagai makhluk ciptaan Allah, manusia bisa mengembangkan diri sendiri dengan ‎pikiran, akal, perasaan, seluruh anggota tubuhnya dan alam sekitarnya. ‎

‎ 
Tanggung jawab manusia kepada Allah menuntut kesadaran untuk memenuhi ‎kewajiban dan pengabdiannya kepada Allah. Sebagai makhluk ciptaan Allah ‎manusia harus bersyukur atas karunia-Nya. Karena itu manusia wajib mengabdi ‎kepada Allah. Firman Allah:‎
‎ 

‏ وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ

‎ 
‎“ Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-‎Ku.” (QS.az-Zariyat, 51:56)‎

‎ 
Menyembah itu mengabdi kepada Allah, sebagai wujud tanggung jawab kepada ‎Allah. Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa tanggung jawab erat kaitannya ‎dengan kewajiban. Kewajiban merupakan sesuatu yang dibebankan terhadap ‎seseorang. Namun Allah hanya memberikan beban kepada seseorang disesuaikan ‎dengan kemampuannya. ‎
‎ 

Kedua, tanggung jawab kepada keluarga
Masyarakat yang terkecil adalah keluarga. Keluarga adalah ayah ibu, anak-anak, dan ‎juga orang-orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap anggota keluarga wajib ‎bertanggung jawab terhadap keluarganya. Tanggung jawab ini menyangkut nama ‎baik keluarga. Tetapi tanggung jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan, ‎pendidikan dan kehidupan. Jadi sangat jelas bahwa setiap anggota keluarga ‎mempunyai tanggung jawab masing-masing yang harus dilakukan untuk menjaga ‎nama baik keluarga.‎
‎ 

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ قُوٓا۟ أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا ٱلنَّاسُ وَٱلْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَٰٓئِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُونَ ٱللَّهَ مَآ أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا ‏يُؤْمَرُونَ ‏

‎ 
Artinya: ’’Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari ‎api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-‎malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang ‎diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.’’ ‎‎(QS At Tahrim: 6)‎
‎ 

Ketiga, tanggung jawab kepada masyarakat
Manusia merupakan makhluk sosial. Manusia merupakan anggota masyarakat. Oleh ‎karena itu, dalam berfikir, berbicara, dan bertingkah laku, manusia terikat oleh ‎masyarakat. Manusia terikat akan norma-norma yang ada di dalam masyarakat. ‎Oleh sebab itu semua tingkah laku dan perbuatan yang dilakukan manusia sebagai ‎anggota masyarakat harus dipertanggungjawabkan kepada masyarakat. ‎

‎ 
Tiap-tiap anggota masyarakat juga mempunyai tanggung jawab yaitu saling menjaga ‎kerukunan dan keharmonisan antar anggota masyarakat. Nabi Muhammad ‎bersabda:‎
‎ 

حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ خَمْسٌ رَدُّ السَّلَامِ وَعِيَادَةُ الْمَرِيضِ وَاتِّبَاعُ الْجَنَائِزِ وَإِجَابَةُ الدَّعْوَةِ وَتَشْمِيتُ الْعَاطِسِ ‏

‎ 
Artinya: "Hak seorang Muslim kepada Muslim lainnya ada lima, yakni membalas ‎salam, menjenguk yang sakit, mengantarkan jenazah, memenuhi undangan, dan ‎mendoakan ketika bersin."‎

‎ 
Keempat, tanggung jawab kepada bangsa negara
Suatu kenyataan bahwa seorang manusia merupakan warga negara suatu negara. ‎Manusia terikat dengan norma-norma atau peraturan, hukum yang dibuat oleh suatu ‎negara tersebut. Jadi seseorang tidak bisa berbuat sesuai kemauannya sendiri. ‎Sebagai warga negara yang baik, seseorang memiliki tanggung jawab untuk menjaga ‎nama baik negara.‎
‎ 

Rendy Iskandar Chaniago, Wakil Bendahara Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama ‎Tangerang Selatan
Editor: M. Izzul Mutho


Editor:

Ramadhan Terbaru