Pentingnya Tanggung Jawab
Seorang Muslim tidak hanya memiliki tangung jawab beragama, namun juga tangung jawab sosial. Tangung jawab sosial yang dimaksudkan di sini adalah tangung jawab untuk menolong kepada sesamanya baik Muslim maupun non-Muslim. Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Ibnul Qayyim. ’’Tanggung jawab seorang Muslim secara garis besar ada dua. Kewajiban antara dia dengan penciptanya dan kewajiban dengan sesamanya. Adapun kewajiban dengan sesama adalah tolong-menolong.’’ (Zadul Muhajir, Ibnul Qoyyim, 1/1-7)
Tangung jawab sosial lebih lanjut biasa dikenal dengan hablun min an-nâs. Termasuk di dalam tangung jawab sosial ini adalah tersenyum kepada sesama, menolong orang lain, memberi sebagaian rezeki, memudahkan urusan orang lain, dan lain-lain.
Seorang Muslim yang baik dan sempurna haruslah mampu menjalankan tangung jawab beragama dan tangung jawab sosialnya. Keduanya ibarat dua buah sisi koin yang harus dijalankan bersamaan dan saling melengkapi. Tidak sempurna seorang Muslim jika hanya melaksanakan tangung jawab beragama saja tanpa tangung jawab sosial. Pun sebaliknya tidak sempurna kehidupan muslim jika hanya berfokus pada tangung jawab sosial tanpa menjalankan tangung jawab beragamanya.
Kewajiban menjalankan tangung jawab beragama dan tangung jawab sosial seorang Muslim juga harus dilengkapi dengan tangung jawab terhadap apa yang diberikan Allah dan apa yang dimiliki. Pengejawantahan tersebut haruslah tercermin dalam bertutur kata, berprilaku, dan bersikap. Apa pun yang dilakukan seorang Muslim tentu akan dimintai pertangungjawabannya di hadapan Allah. Maka seyogianya segala perbuatan dilandasi atas iman dan takwa serta harus terjauhi dari nafsu pribadi dan hal buruk lainnya. Sebab segalanya akan dimintai pertangungjawaban sebagaimana firman Allah:
إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولـئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْؤُولاً
“Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” (al-Isra:17/36)
Seluruh manusia kelak akan bertangung jawab terhadap segala apa yang telah dikerjakan dilihat dari tangung jawab beragama dan tangung jawab sosialnya. Semuanya akan bertangung jawab, sebab kita semua adalah makhluk yang akan selalu terikat dengan tangung jawab. Maka, saat umur seseorang masih ada haruslah memaksimalkan dua tangung jawab yang Allah berikan.
Jenis-jenis tanggung jawab manusia:
Pertama, tanggung jawab kepada Allah
Manusia ada tidak dengan sendirinya, tetapi merupakan makhluk ciptaan Allah. Sebagai makhluk ciptaan Allah, manusia bisa mengembangkan diri sendiri dengan pikiran, akal, perasaan, seluruh anggota tubuhnya dan alam sekitarnya.
Tanggung jawab manusia kepada Allah menuntut kesadaran untuk memenuhi kewajiban dan pengabdiannya kepada Allah. Sebagai makhluk ciptaan Allah manusia harus bersyukur atas karunia-Nya. Karena itu manusia wajib mengabdi kepada Allah. Firman Allah:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ
“ Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” (QS.az-Zariyat, 51:56)
Menyembah itu mengabdi kepada Allah, sebagai wujud tanggung jawab kepada Allah. Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa tanggung jawab erat kaitannya dengan kewajiban. Kewajiban merupakan sesuatu yang dibebankan terhadap seseorang. Namun Allah hanya memberikan beban kepada seseorang disesuaikan dengan kemampuannya.
Kedua, tanggung jawab kepada keluarga
Masyarakat yang terkecil adalah keluarga. Keluarga adalah ayah ibu, anak-anak, dan juga orang-orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab terhadap keluarganya. Tanggung jawab ini menyangkut nama baik keluarga. Tetapi tanggung jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan, pendidikan dan kehidupan. Jadi sangat jelas bahwa setiap anggota keluarga mempunyai tanggung jawab masing-masing yang harus dilakukan untuk menjaga nama baik keluarga.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ قُوٓا۟ أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا ٱلنَّاسُ وَٱلْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَٰٓئِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُونَ ٱللَّهَ مَآ أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
Artinya: ’’Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.’’ (QS At Tahrim: 6)
Ketiga, tanggung jawab kepada masyarakat
Manusia merupakan makhluk sosial. Manusia merupakan anggota masyarakat. Oleh karena itu, dalam berfikir, berbicara, dan bertingkah laku, manusia terikat oleh masyarakat. Manusia terikat akan norma-norma yang ada di dalam masyarakat. Oleh sebab itu semua tingkah laku dan perbuatan yang dilakukan manusia sebagai anggota masyarakat harus dipertanggungjawabkan kepada masyarakat.
Tiap-tiap anggota masyarakat juga mempunyai tanggung jawab yaitu saling menjaga kerukunan dan keharmonisan antar anggota masyarakat. Nabi Muhammad bersabda:
حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ خَمْسٌ رَدُّ السَّلَامِ وَعِيَادَةُ الْمَرِيضِ وَاتِّبَاعُ الْجَنَائِزِ وَإِجَابَةُ الدَّعْوَةِ وَتَشْمِيتُ الْعَاطِسِ
Artinya: "Hak seorang Muslim kepada Muslim lainnya ada lima, yakni membalas salam, menjenguk yang sakit, mengantarkan jenazah, memenuhi undangan, dan mendoakan ketika bersin."
Keempat, tanggung jawab kepada bangsa negara
Suatu kenyataan bahwa seorang manusia merupakan warga negara suatu negara. Manusia terikat dengan norma-norma atau peraturan, hukum yang dibuat oleh suatu negara tersebut. Jadi seseorang tidak bisa berbuat sesuai kemauannya sendiri. Sebagai warga negara yang baik, seseorang memiliki tanggung jawab untuk menjaga nama baik negara.
Rendy Iskandar Chaniago, Wakil Bendahara Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama Tangerang Selatan
Editor: M. Izzul Mutho