MASYARAKAT muslim di Indonesia umumnya mengadakan tahlilan ketika orang tua, atau sanak keluarganya meninggal dunia. Menjadi tradisi yang berbeda dari negara-negara lainnya yang berpenduduk Muslim. Potret ritual seputar kematian yang sudah jadi tradisi sejak dulu, entah berawal dari anjuran Wali Songo penyebar Islam di Jawa ataukah satu abad belakangan, yang jelas tahlilan sudah jadi adat mendoakan orang yang meninggal dunia.
Tentu adat dan tradisi itu terbentuk berdasarkan ajaran, anjuran, dan cara pandang orang dulu untuk kebaikan. Saya baik sangka bahwa pada dasarnya adat dan tradisi itu berdasarkan kebaikan demi kemaslahatan keturunan dan generasi setelahnya.
Tahlilan itu istilah masyhur yang isinya pembacaan tawassul, baca Al-Qur’an Surat al-Ikhlas, al-Mu'awidzatain (al-Falaq dan an-Nas), baca istighfar, dzikir lailaha Illallah kemudian ditutup do' untuk orang yang meninggal dunia. Dalam kegiatan doa untuk orang yang meninggal dunia itu ada dzikir tahlil yang kemudian populer dikenal tahlilan.
Ulama-ulama terdahulu dari kalangan Mazhab Syafii, Hambali, Maliki maupun Hanafi berpendapat boleh, dan pahalanya dihadiahkan kepada orang yang meninggal dunia itu sampai, seperti yang di sampaikan oleh Syekh Usman bin Ali Az-Zaila’i dalam kitabnya Tabyinul Haqaiq Syarh Kanzud Daqaiq (Juz 5, h.131) dari Mazhab Hanafi bahwa seseorang dibolehkan menjadikan amalnya untuk orang lain, baik shalat, puasa, haji, sedekah, bacaan Al-Qur'an, dzikir atau sebagainya, berupa semua jenis amal baik. Pahalanya itu sampai kepada mayat dan bermanfaat baginya.
Dalam Kitab Rahmatul Ummati fi Ikhtilafil Aimmati (h.73), keempat imam mazhab berkesempatan menghukumi mubah dan pahala tahlilan itu wushul (sampai) kepada mayat.
Baca Juga
Tiga Cara Agar Doa Kita dikabulkan Allah
وأجمعوا على الاستغفار و الدعاء و الصدقة و الحج و العتق تنفع الميت و يصل إليه ثوابه و قراءة القرآن عند القبر مستحبة
Artinya: ’’Dan semua imam mazhab menetapkan atas istighfar, doa, sedekah, pahala haji, dan pahala membebaskan budak itu bermanfaat bagi mayat, dan pahalanya sampai kepadanya, kemudian baca Qur'an di sisi kuburnya adalah dibolehkan.’’
Kemudian Imam Muhyiddin al-Nawawi dalam Kitabnya al-Raudlah memfatwakan bahwa pahala bacaan untuk mayat itu sampai, begini penjelasannya.
واختاره النووى في الروضة ثواب القراءة يصل إلى الميت و يحصل له نفعه
Termasuk Imam Ibnu Sholah, ulama dari Mazhab Syafii menjelaskan:
ولا خلاف في نفع الدعاء و وصوله و اهل الخير قد وجدوا البركة في مواصلة الاموات بالقران و الدعوات
Artinya: ’’Tidak ada perbedaan pendapat dalam hal manfaat doa, dan sampainya doa, kemudian golongan orang baik selalu mendapatkan keberkahan dalam keterampilan pahala baca Qur'an dan doa untuk orang yang mati.
Jika merujuk para Imam Mazhab Ahlussunnah wal Jama'ah, terutama imam-imam dalam Mazhab Syafii ternyata sudah memfatwakan kebolehan tahlilan yang isinya baca Qur'an, dzikir, dan doa untuk orang yang meninggal dunia, kemudian pahalanya sampai kepadanya.
Berarti para Wali Songo di abad 15 masehi menerapkan tahlilan itu karena fatwa Mazhab Syafii membolehkan, sebab mereka adalah ulama yang berasal dari Mazhab Syafii dan rata-rata para Wali Songo itu pengamal tarekat, karena itu pula di dalam lafal tarekat selalu ada dzikir lailaha Illallah maka kalimat tersebut dikenal sebagai tahlilan.
Kalimat tahlil lailaha Illallah sebagai kalimat yang lebih utama, dan utama-utamanya dzikir. Ini berdasarkan hadits Rasulullah saw terkait keutamaan kalimat tauhid tersebut.
قال رسول اللّه صلى اللّه عليه وسلم افضل ما قلت أنا و النبيون من قبلي لا اله الا الله
Artinya: ’’……yang lebih utama dari apa yang saya ucapkan dan para nabi sebelumku adalah kalimat lailaha Illallah.’’
Masih berdasarkan hadits Rasulullah saw tentang kemanfaatan kalimat tahlil untuk yang masih hidup maupun untuk yang telah meninggal dunia.
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم إن الله قد حرم على النار من قال لا إله إلا الله يبتغي بذلك وجه الله
Artinya: ’’…..sesungguhnya Allah telah mengharamkan neraka bagi orang yang membiasakan baca lailaha Illallah dan dengan berharap karena Allah semata.’’
Dalam Kitab Kasyifatus Saja (h.14), Syekh Nawawi Al-Bantani menjelaskan:
و فضائلها لا تحصى منها قوله صلى الله عليه وسلم من قال لا إله إلا الله ثلاث مرات في يومه كانت له كفارة لكل ذنب اصابه في ذلك اليوم
Artinya: ’’Dan keutamaan-keutamaan kalimat lailaha Illallah itu tidak terhingga seperti halnya sabda Rasulullah saw, siapa yang membaca dzikir lailaha Illallah tiga kali di setiap harinya maka dosa yang dibuatnya setiap hari itu tertebus (dihapus).
Adalah Syekh Muhammad Idrus Qoimudin al-Buthoni, ulama abad ke-19 Masehi, dalam kitabnya, Mu'nasatu al-Qulubi fi al-Dzikri wa Musyahadatu Allami al-Ghuyubi (h 21) menjelaskan:
وقال رسول الله صلى الله عليه وسلم من قال لا إله إلا الله خالصا من قبله ومدها بالتعظيم كفر الله عنه أربعة آلاف ذنب من الكباءر فإن لم يكن عليه أربعة آلاف ذنب من الكباءر كفر الله عن أهله و جيرانه
Artinya: ’’Rasulullah bersabda, siapa yang membaca dzikir lailaha Illallah dengan ikhlas dari hatinya dan membiasakannya dengan tadhim maka Allah hapus empat ribu dosa dari dosa dosa besar, kemudian bila tidak ada empat ribu dosa baginya maka Allah hapus dosa keluarga dan tetangganya.
Dalil dari hadits Rasulullah ini, jadi dasar kenapa tahlilan ditradisikan di Indonesia oleh masyarakat Muslim yang berpegang pada mazhab ahlussunnah wal Jama'ah, ini salah satu alasan kuatnya, dan tahlilan yang berisi tawassul, baca Al-Quran, dzikir lailaha Illallah dan doa yang pahalanya dihadiahkan untuk orang yang meninggal, begitu besar manfaatnya.
Kalimat tahlil lailaha Illallah begitu dahsyatnya. Ia adalah pokok dzikir dari setiap tarekat. Ia pula mengandung keutamaan-keutamaan yang oleh Rasulullah saw anjurkan untuk umatnya, terlebih bagi yang orang yang telah meninggal yang mengharapkan doanya dari kita yang masih hidup.
Hamdan Suhaemi, Wakil Ketua PW GP Ansor Banten, Ketua PW Rijalul Ansor Banten, Idaroh Wustho Jatman Provinsi Banten
Terpopuler
1
AKN NU Membangun Kader dengan Jiwa Petarung
2
Sopian Terpilih sebagai Ketua PAC Ansor Banjarsari, Baehaqi Jadi Nakhoda Malingping
3
Ketua PCNU Kabupaten Serang: Kader NU Bukan Komentator, Harus Berperan Aktif
4
AKN NU sebagai Ikhtiar Lahirkan Pemimpin NU Masa Depan
5
Berburu Kemabruran Haji
6
Haul Pendiri YINH, KH Abdurrauf juga Penggerak NU di Malingping
Terkini
Lihat Semua