• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Senin, 29 April 2024

Opini

Mengikuti Tarekat, Bolehkah?

Mengikuti Tarekat, Bolehkah?
Ilustrasi. (NUO)
Ilustrasi. (NUO)

TAREKAT secara bahasa berarti jalan, sehingga para ulama sering mengartikan tarekat dengan jalan spritual yang ditempuh oleh seorang sufi. Tarekat dalam arti ini sering disebut juga sebagai suluk dan pelakunya disebut dengan salik.

Sebagai jalan spiritual, tarekat ditempuh oleh seorang sufi di sepanjang masa. Sufi yang menempuhnya mungkin mempunyai pengalaman spiritual yang berbeda sekalipun tujuannya sama, yaitu mendekat kepada Allah swt.



Selain pengalaman spiritual yang berbeda-beda dari seorang sufi dalam tarekatnya, intensitas dan kecepatan perjalanannya juga berbeda-beda.

Tarekat juga terkadang diartikan sebagai sebuah kelompok persaudaraan atau ordo spritual yang didirikan oleh sufi besar seperti Syekh Abdul Qadir al-Jilani, al Syadzili dan Naqsyabandi. Sehingga nama tarekat sering dihubungkan pada para pendirinya seperti Tarekat Qadiriah, Syadziliyah, dan Naqsyabandiah. Pengertian yang kedua inilah yang sebenarnya lebih dikenal di kalangan masyarakat luas.


Dasar hukum dalam tarekat adalah hadits ketika Nabi Muhammmad saw berdialaog dengan Malaikat Jibril. Ketika itu, Malaikat Jibril mempertanyakan tiga hal. Tiga hal itu adalah:


Pertama, Iman. Malaikat Jibril  bertanya apa itu iman, maka Nabi menjawab iman itu adalah engkau beriman kepada Allah swt, malaikat, kitab suci, para rasul, hari kiamat, dan beriman kepada qadha dan qadar. Selanjutnya ini dikenal dengan istilah rukun iman. Untuk memahami lebih mendalam tentang hal ini, maka para ulama menyusun disiplin ilmu yang disebut dengan ilmu tauhid.


Kedua, Islam. Malaikat Jibril ketika bertanya tentang apa itu Islam, maka Nabi menjawab Islam itu adalah mengucapkan dua kalimat syahadat, mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa di bulan Ramadhan, dan menunaikan ibadah haji. Selanjutnya ini dikenal dengan rukun Islam. Untuk memahami lebih mendalam tentang hal ini, maka para ulama menyusun disiplin ilmu yang disebut dengan ilmu fiqih.


Ketiga, Ihsan. Malaikat Jibril ketika bertanya tentang apa itu Ihsan, maka Nabi menjawab Ihsan itu adalah engkau beribadah kepada Allah swt seakan-akan engkau melihatNya dan seandainya engkau tidak melihat Allah swt, niscaya Allah swt melihatmu. Selanjutnya ini dikenal dengan Ihsan. Untuk memahami lebih mendalam tentang hal ini, maka para ulama menyusun disiplin ilmu yang disebut dengan ilmu akhlak atau tasawuf yang di dalamnya terdapat kajian tentang tarekat.


Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa bertarekat sepanjang sesuai dengan syariat dan dalam rangka menimplementasikan Ihsan, maka dibolehkan.          



Rukun Tarekat

Terdapat tiga rukun tarekat; guru (mursyid), murid, dan latihan spiritual. Mursyid di dalam tarekat diperlukan karena pada hakekatnya pendekatan diri kepada Allah swt tidak bisa dipelajari lewat buku, melainkan melalui latihan sipritual berupa dzikir misalnya karena ia merupakan cara efektif dalam menyelami batin. Seorang mursyid akan mengajak murid-muridnya untuk melakukan perjalanan spiritual bersama melalui dzikir dengan metode yang dialami dan dikuasai oleh mursyid itu sendiri.


Dengan demikian seorang mursyid berharap bahwa apa yang pernah ia alami dengan metode yang ia lakukan juga akan dialami oleh murid-muridnya. Metode ini harus diikuti dengan disiplin yang tinggi dan dengan penuh ketaatan kepada sang mursyid. Seorang mursyid melakukan hal itu karena ia yakin apa yang ia lakukan pada muridnya akan sesuai dengan apa yang ia rencanakan.



Dalam proses pembimbingan ini seorang murid tidak boleh membangkang atau protes sehingga sering diibaratkan posisi seorang murid di hadapan mursyidnya seperti jenazah di hadapan orang yang memandikannya. Ketika seorang murid membangkang, maka seorang muryid tidak bisa memberikan jaminan keberhasilan muridnya.



Jadi seperti itulah peran seorang mursyid, yaitu memastikan bahwa segala hal ihwal metode yang ada dijalankan oleh muridnya. Ketika metode tersebut dijalankan dengan baik, maka keberhasilan akan tampak di depan mata.      


Dr Tohirin, Ketua MWCNU Cisauk, Kabupaten Tangerang


Opini Terbaru