Opini

Nuzulul Qur’an: Refleksi Spiritual Ramadhan

Selasa, 18 Maret 2025 | 19:19 WIB

Nuzulul Qur’an: Refleksi Spiritual Ramadhan

Ilustrasi Al-Qur'an. (Foto: NU Online)

Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah, di mana umat Islam di seluruh dunia berlomba-lomba dalam kebaikan. Dua peristiwa agung yang terjadi di bulan ini, yaitu Nuzulul Qur’an (turunnya Al-Qur’an) dan Lailatul Qadar (malam kemuliaan), menjadi momen istimewa yang harus dimaknai secara mendalam.

 

Keduanya tidak hanya sekadar peristiwa historis, tetapi juga mengandung pesan spiritual yang dapat mengubah hidup seorang Muslim jika dipahami dan dijalankan dengan sungguh-sungguh.

 

Memaknai Nuzulul Qur’an: Turunnya Cahaya Ilahi

Nuzulul Qur’an merujuk pada peristiwa turunnya Al-Qur’an pertama kali kepada Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril di Gua Hira. Peristiwa ini terjadi pada malam ke-17 Ramadhan, sebagaimana disebutkan dalam firman Allah:

 

“Bulan Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil).” (QS. Al-Baqarah: 185)

 

Al-Qur’an bukan hanya sekadar kitab suci, tetapi juga merupakan cahaya ilahi yang membimbing manusia menuju kebenaran. Ia menjadi pedoman hidup, sumber hukum, dan solusi atas segala persoalan umat manusia.

 

Menurut penelitian terbaru yang dilakukan oleh Dr. Mustafa Khattab, seorang ahli tafsir kontemporer, Al-Qur’an memiliki pengaruh psikologis yang signifikan dalam menenangkan hati dan meningkatkan kualitas hidup seseorang. Hal ini sejalan dengan firman Allah:

 

“Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d: 28).

 

Memaknai Nuzulul Qur’an berarti menginternalisasi nilai-nilai Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari. Ini mencakup membaca, memahami, dan mengamalkan ajaran-ajarannya. Sebuah studi yang dilakukan oleh Islamic Research Foundation International (IRFI) pada tahun 2021 menunjukkan bahwa umat Islam yang rutin membaca dan mempelajari Al-Qur’an memiliki tingkat kepuasan hidup yang lebih tinggi dibandingkan yang tidak.

 

Menjemput Lailatul Qadar: Malam Seribu Bulan

Lailatul Qadar adalah malam yang lebih baik dari seribu bulan, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an:

 

“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.”(QS. Al-Qadr: 1-3).

 

Malam ini terjadi pada sepuluh malam terakhir Ramadhan, terutama pada malam-malam ganjil (21, 23, 25, 27, dan 29). Menurut hadis riwayat Aisyah RA, Nabi Muhammad SAW bersabda:

 

“Carilah Lailatul Qadar pada malam-malam ganjil di sepuluh hari terakhir Ramadhan.” (HR. Bukhari).

 

Lailatul Qadar adalah kesempatan emas untuk meraih pahala yang melimpah dan pengampunan dosa. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Dr. Ahmed El-Kadi dari Universitas Al-Azhar menyatakan bahwa malam ini memiliki dampak spiritual yang luar biasa, di mana umat Islam yang menghidupkannya dengan ibadah merasakan ketenangan batin yang mendalam.

 

Untuk menjemput Lailatul Qadar, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak ibadah seperti shalat malam, membaca Al-Qur’an, berdzikir, dan berdoa. Doa yang diajarkan Nabi Muhammad SAW untuk malam ini adalah:

 

“Allahumma innaka 'afuwwun tuhibbul 'afwa fa'fu 'anni.” (Ya Allah, Engkau Maha Pemaaf dan menyukai permintaan maaf, maka maafkanlah aku.) (HR. Tirmidzi).

 

Refleksi Spiritual: Menghubungkan Nuzulul Qur’an dan Lailatul Qadar

Nuzulul Qur’an dan Lailatul Qadar memiliki keterkaitan yang erat. Nuzulul Qur’an menandai awal turunnya petunjuk ilahi, sementara Lailatul Qadar adalah malam di mana Al-Qur’an diturunkan secara penuh dari Lauhul Mahfuz ke langit dunia. Keduanya mengajarkan umat Islam untuk senantiasa mendekatkan diri kepada Allah melalui Al-Qur’an.

 

Menurut Prof. Quraish Shihab, seorang ahli tafsir Indonesia, memaknai kedua peristiwa ini berarti memahami bahwa Al-Qur’an adalah sumber kebahagiaan sejati. Ia menegaskan bahwa Al-Qur’an tidak hanya dibaca, tetapi juga harus dijadikan pedoman hidup. Hal ini sejalan dengan penelitian terbaru yang dilakukan oleh Islamic Psychology Association (IPA), yang menemukan bahwa umat Islam yang konsisten mengamalkan Al-Qur’an memiliki tingkat stres yang lebih rendah dan kebahagiaan yang lebih tinggi.

 

Nuzulul Qur’an dan Lailatul Qadar adalah dua momen istimewa di bulan Ramadhan yang harus dimaknai dengan sungguh-sungguh. Nuzulul Qur’an mengingatkan kita akan pentingnya Al-Qur’an sebagai pedoman hidup, sementara Lailatul Qadar adalah kesempatan untuk meraih pahala dan pengampunan dosa. Dengan menghidupkan kedua momen ini, umat Islam dapat meraih kebahagiaan dunia dan akhirat.

Wallahu a’lam bis shawab.

 

Singgih Aji Purnomo, Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Al Amanah Al-Gontory, Redaktur Pelaksana Warta NU Online Banten