• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Sabtu, 4 Mei 2024

Opini

Tiga Sisi Menarik Kitab Al-Kaukab Al-Wahhaj; Syarah Shahih Muslim Paling Tebal

Tiga Sisi Menarik Kitab Al-Kaukab Al-Wahhaj; Syarah Shahih Muslim Paling Tebal
Kitab Al-Kaukab Al-Wahhaj. (Ist)
Kitab Al-Kaukab Al-Wahhaj. (Ist)

Dalam tradisi penulisan kitab kuning (turats), syarah adalah karya yang menjabarkan kitab induk (matan). Fungsinya, mengurai lebih dalam kandungan matan. Demikian halnya dalam disiplin kajian hadits. Banyak kitab syarah. Memaparkan kandungan kitab induk hadits. Baik dari sisi matan maupun sanad. Sebagai misal Kitab Shahih al-Bukhari, banyak disyarah oleh ulama generasi setelah Imam al-Bukhari (194-256 H). Di antaranya ialah syarah Ibni Bathal karya Imam Ibnu Bathal (449 H), Fath al-Bari karya Imam Ibnu Hajar al-Asqalani (852 H), Umdah al-Qari karya Imam Badruddin al-Aini (855 H), Irsyad al-Sari karya Imam al-Qasthalani (923 H), dan lainnya.

Terkait tradisi ini, ada satu kitab syarah Shahih Muslim, setebal 26 jilid. Tepatnya adalah Kitab al-Kaukab al-Wahhaj Karya Syekh Muhammad Amin bin Abdullah al-Harari (2019). Selain ditulis oleh ulama kontemporer, kitab ini adalah paling tebal. Sependek pengetahuan kami, belum ada syarah Shahih Muslim setebal kitab ini. Dari sisi ketebalan, kitab ini dua kali lipat dari syarah Shahih Muslim yang telah ditulis Imam al-Nawawi (631-676 H).

Setidaknya, ada 3 hal menarik dari kitab al-Kaukab ini. Khususnya dalam kajian sanad. Pertama, memaparkan setiap guru Imam Muslim (204-261 H). Sebagai misal, dalam hadits nomor 152. Imam Muslim meriwayatkan dari Imam Manshur bin Abi Muzahim. Secara bernas, kita disajikan data bahwa guru Imam Muslim ini wafat pada 235 H. Tidak hanya Imam Muslim saja yang meriwatkan dari Imam Manshur, tetapi juga Imam Abu Dawud (202-275 H) dan Imam al-Nasai (215-303 H). Dari data ini, kita jadi mafhum bahwa Imam Muslim, Imam Abu Dawud, dan Imam al-Nasai adalah teman seperguruan.

Selain itu, juga disajikan data penilaian ulama terkait Imam Manshur ini. Semisal penilaian dari Imam al-Daraquthni (306-385 H) dan Imam Ibnu Hajar al-Asqalani (852 H). Di mana keduanya menyatakan tsiqah. Yang menarik lagi, Syekh Muhammad Amin al-Harari juga memberikan data berapa banyak hadits yang diriwatkan Imam Muslim dari Imam Manshur. Termasuk penempatannya dalam Kitab Shahih Muslim. Data menyatakan bahwa Imam Muslim meriwayatkan hadits dari Imam Manshur dalam kitab yang beragam. Di antaranya adalah di dalam Kitab Iman, Nikah, Jihad, dan Fitan.

Kedua, mengulas geografis perawi setiap hadits. Masih dari contoh yang sama, hadits nomor 152 di atas. Terdapat 5 perawi. Mulai Mansur bin Abi Muzahim,  Ibrahim bin Sa'ad, Ibnu Syihab al-Zuhri, Sa'id bin al-Musayyab, hingga Abu Hurairah. Oleh Syaikh Amin al-Harari, kita dijelaskan bahwa sanad hadits ini masuk kategori khumasiyah. Sanad yang di dalamnya terdapat 5 perawi. Kesemuanya adalah perawi Madinah, kecuali 1 perawi. Yakni Manshur bin Muzahim. Beliau adalah perawi dari Baghdad. Dapat kita imajinasikan, besar kemungkinan, Imam Muslim bertemu beliau di Baghdad. Salah satu kota yang dulu disinggahi Imam Muslim.

Ketiga, membahas komparasi sanad hadits dalam satu bab. Sehingga ada yang menjadi syawahid dan tawabi'. Contoh sederhananya adalah di awal juz 3, bab iman adalah amal paling utama. Di bab ini, terdapat matan hadits yang memiliki benang merah sama. Diriwayatkan oleh 3 sahabat; Abu Hurairah, Abu Dzar, dan Abdullah bin Mas'ud. 2 di antara 3 jalur ini disebut syawahid. Satu hadits didengar oleh banyak sahabat. Secara tidak langsung, kita jadi mafhum bahwa hadits ini jamak diketahui banyak orang. Bukan hanya satu sahabat saja. Selain itu, juga ditunjukkan adanya tawabi'. Tepatnya adalah jalur sanad dari Abu Hurairah. Di mana Ibnu Syihab al-Zuhri tidak hanya meriwayatkan kepada Ibrahim bin Sa'ad saja, tapi juga kepada Ma'mar.

Tentu, ini hanya contoh analisa dari 8 hadits yang terdapat dalam 1 bab dalam Shahih Muslim. Lebih lanjut, kita akan menjumpai analisa dan data ciamik ini di setiap hadits dan bab berikutnya. Mengingat ada 12 ribu hadits yang termaktub dalam Shahih Muslim. Tulisan ini baru berpijak dari 8 hadis saja. al-Kaukab al-Wahhaj akan memandunya. Lantas tertarikkah Anda?

Muhammad Hanifuddin, Ketua LBM PCNU Tangsel dan Dosen Ma'had Darus-Sunnah Jakarta


Opini Terbaru