Tokoh

KH Ali Yafie di Mata Menag Periode 2001-2004

Senin, 26 Februari 2024 | 01:21 WIB

KH Ali Yafie di Mata Menag Periode 2001-2004

KH Said Agil Husin Al-Munawar (berdiri) memberi testimoni serta kesan dan pesan terhadap KH Ali Yafie. (Foto: NUOB/Singgih Aji Purnomo)

Tangerang Selatan, NU Online Banten

KH Said Agil Husin Al-Munawar termasuk tokoh yang didapuk menyampaikan testimoni, kesan, dan pesan dalam rangka mengenang satu tahun almarhum KH Ali Yafie. Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta itu mengatakan, KH Ali Yafie merupakan pencerah bagi banyak kalangan, terutama di Nahdlatul Ulama (NU). ’’Kebetulan saya pernah ikut selama 20 tahun dalam kegiatan bathsul masail NU,’’ terang guru besar Ilmu Fiqih dan Ushul Fiqih itu di kediaman almarhum, Jl Menteng V, Blok FC 5 No 12, Menteng Residence, Bintaro Sektor 7, Tangerang Selatan, Ahad (25/2/2024).



Dari segi keilmuan, lanjut menteri agama (menag) Kabinet Gotong Royong, 2001-2004, itu, sangat mewarnai gerak langkah kehidupannya. Apalagi secara kebetulan kesehariannya juga pada bidang ilmu fiqih dan ushul fiqih. ’’Maka, pemikiran-pemikiran KH Ali Yafie ini adalah pencerah bagi banyak kalangan. Selain itu, konsep dan operasionalisasi bank Islam dan koperasi ikut diprakarsai KH Ali Yafie,’’ terang dosen Ma’had Aly Pondok Pesantren Salafiah Situbondo, Jawa Timur, itu.



Dalam karya fiqih, Kiai Ali Yafie, imbuh dosen Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ)  Jakarta, itu, punya sebuah buku tentang fiqih wawasan masa depan yang tulisan-tulisan dan studi-studinya berupa cerminan dan pencerah. ’’Studi fiqih di Indonesia perlu open minded, fiqih perlu dikembangkan memotret seperti di Al-Azhar Mesir yang sudah 8 mazhab,’’ ungkap pria yang pernah menempuh S3 di Fakultas Syari’ah Universitas Ummu Al-Quro, Makkah, Arab Saudi pada 1987 itu.



Ditambahkan, konsep fiqih kontemporer juga diupayakan bersama dengan KH Ma’ruf Amin, wakil presiden saat ini.’’Dengan dua sifat, tekstual dan manhaji. Ini menjadi wawasan ke depan yang kepiawaiannya terkait fiqih dan istinbat. Pola pikir KH Ali Yafie perlu dijadikan contoh tentang pemikiran dulu, sekarang dan masa depan,’’ tutur pria 70 tahun itu.



Dan, sejak Kiai Ali Yafie wafat 1 tahun lalu, Kiai Said mengaku menjalin komunikasi rohani setiap jelang tidur dengan mengirim Surat Fatihah untuk KH Ali Yafie.’’Karena berjasa besar atas perjalanan karir dan hidup saya. Maka mari kita lakukan komunikasi semacam ini dengan kekuatan doa,’’ pungkasnya.



Selain Kiai Said, tokoh lain yang hadir pada momen mengenang 1 tahun almarhum KH Ali Yafie sekaligus almarhumah Siti Aisyah dan almarhum Azmy Ali Yafie, itu di antaranya, Rektor Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta Hj Nadjmatul Faizah, anggota Dewan Perwakilan Daerah Jimly Asshiddiqie, dan Dekan Fakultas Islam Nusantara Unusia Ahmad Suaedy. Juga aktifis Hariman Siregar, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Rumadi Ahmad, dan Ketua Umum PB Darud Da’wah Wal-Irsyad Andi Syamsul Bahri.



Sekadar diketahui, Anregurutta Haji (AGH) atau KH Ali Yafie dikenal sebagai ulama ahli fiqih. Dan atas dedikasinya, kiai yang wafat di RS Premier Bintaro, Tangerang Selatan, Banten, Sabtu (25/2/2023) pukul 22.13 WIB, itu menerima Anugerah 1 Abad NU kategori Pengabdi Sepanjang Hayat.


Kiai Ali Yafie lahir di Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, 1 September 1926 atau 23 Safar 1345. Itu berarti, ia wafat di usianya yang ke-96. Kiai
ini lahir di bulan saat Muktamar NU pertama digelar.  Kiai Ali Yafie adalah anak ketiga dari lima bersaudara; As'ad, Muzainah, Munarussana, dan Amira. Kiai yang santun itu lahir dari pasangan Syekh Muhammad Al-Yafie dan Imacayya. Ibunya adalah seorang putri raja dari salah satu kerajaan di Tanete, sebuah desa di pesisir barat Sulawesi Selatan. Imacayya wafat saat Ali Yafie berusia 10 tahun.  Lalu ayahnya menikah lagi dengan Tanawali. Pasangan ini diberi empat keturunan; Muhsanah, Husain, Khadijah, dan Idris. Muhammad Al-Yafie meninggal pada awal 1950-an.



Kiai Ali Yafie yang menjabat sebagai rais ’aam PBNU 1991-1992 dan ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) pusat 1990-2000 itu dimakamkan di TPU Tanah Kusir, Ahad (26/2/2023) siang, setelah jenazah terlebih dulu dishalatkan di masjid tak jauh dari rumahnya.



Menurut Helmy Ali, putra kedua KH Ali Yafie, Kiai Ali Yafie meninggal karena usia. Terkait sakitnya, ditambahkan, ada penyakit di dalam tubuhnya.’’Kabut di paru-paru dan penyumbatan di jantung. Terus darahnya itu, yang terakhir mengental dan harus transfusi darah, tapi itu karena ada infeksi, dan itu faktor usia,’’ jelasnya ditemui wartawan di sela-sela pemberangkatan jenazah, Ahad (26/2/2023) siang.



Saat ditanya oleh NU Online Banten, apa ada pesan untuk keluarga, dia mengatakan, selalu yang dipesankan supaya tahu diri.’’Bisa tahu diri, membawa diri, sehingga bisa menempatkan diri. Intinya, agar selalu rendah hati,’’ ungkapnya. (Singgih Aji Purnomo)