• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Senin, 29 April 2024

Opini

Guru di Antara Arus Teknologi

Guru di Antara Arus Teknologi
Guru dianggap sebagai orang yang memberikan ilmu. (Foto: NUOL)
Guru dianggap sebagai orang yang memberikan ilmu. (Foto: NUOL)

GURU memiliki akar kata dari berbagai bahasa dan memiliki arti yang kaya. Dalam tradisi Romawi Kuno, guru dalam bahasa Latin disebut dengan kata magister-magistrz. Peranan guru lebih banyak didominasi oleh kaum laki-laki, namun kemudian muncul kata lain, yaitu magistra-magistrae, yang merujuk kepada para guru perempuan. Dari kata ini lahirlah kata-kata yang maknanya mirip seperti maestro-maestri, maestra-maestrae (bahasa Italia), dan master (bahasa Inggris). Asal-usul kata guru berasal dari beberapa bahasa, seperti Hindi, Urdu, Punjabi, dan Sanskerta. Dalam bahasa Sanskerta, kata guru bermakna orang yang dihormati, dengan makna harfiahnya sebenarnya berat.

 


Sisi lainnya, secara etimologis, istilah guru berasal dari bahasa India yang artinya orang yang mengajarkan tentang kelepasan dari kegelapan. Suku kata "Gu" berarti bayangan kegelapan, sedangkan suku kata "Ru" berarti ia yang menyebar penerangan. Dalam konteks Hindu, guru dianggap sebagai orang yang memberikan penerangan dan membuang kegelapan siswanya.

 


Sementara dalam Islam, guru dianggap sebagai orang yang berperan penting dalam menyampaikan amanat ilmu yang dia miliki. Guru dianggap sebagai bapak rohani (spiritual father) bagi peserta didik yang memberikan santapan jiwa dengan ilmu, pembinaan akhlak mulia, dan menghindari perilaku buruk.

 


Secara etimologi, kata guru berasal dari bahasa Indonesia yang diartikan sebagai "orang yang mengajar" atau "pengajar, pendidik, ahli didik". Kemudian dalam bahasa Jawa, kata guru sering diartikan sebagai "orang yang mengajar”.

 


Lebih lanjut dalam konteks pendidikan, guru dianggap sebagai orang yang memberikan ilmu, membentuk sumber daya manusia yang potensial, dan memiliki tanggung jawab terhadap perkembangan potensi peserta didik. Guru juga dianggap sebagai model atau teladan bagi para peserta didik dan semua orang yang menganggapnya sebagai guru.

 


Dengan demikian, kata guru memiliki makna yang kaya dan berasal dari berbagai tradisi dan budaya, yang menunjukkan peran penting dan mulia dari sosok guru dalam proses pendidikan.

 


Sejarah Hari Guru Nasional

Sejarah Hari Guru Nasional di Indonesia bermula di Jogjakarta pada 1945, ketika Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) didirikan pada 25 November 1945. PGRI didirikan sebagai wadah bagi para guru Indonesia yang ingin berjuang untuk memajukan pendidikan di Tanah Air. Organisasi ini berperan penting dalam memperjuangkan hak-hak para guru, seperti kesejahteraan, pengembangan profesional, dan keberlanjutan pendidikan.


Pemilihan 25 November sebagai Hari Guru Nasional merujuk pada pendirian organisasi guru pertama di Indonesia. Beberapa tahun sebelumnya, pada 1912, didirikan Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB), yang kemudian mengubah namanya menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI) pada 1932. Selama perjalanan ini, PGI mengalami perubahan nama menjadi Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) pada 1945, setelah Kongres Guru Indonesia pertama di Surakarta, Jawa Tengah pada 24-25 November 1945.

 


Hari Guru Nasional diperingati setiap tahun dengan berbagai acara dan kegiatan yang melibatkan guru, siswa, serta masyarakat umum. Sekolah-sekolah mengadakan upacara bendera khusus, seminar, lokakarya, serta berbagai pertunjukan seni dan kegiatan sosial yang bertujuan untuk meningkatkan apresiasi terhadap profesi guru.

 


Teknologi

Perkembangan teknologi dalam dunia pendidikan telah mengalami banyak perubahan dari masa ke masa. Pada awalnya, teknologi pendidikan dipandang sebagai media pembelajaran visual seperti film, gambar, dan tampilan yang mulai ramai pada 1920. Namun, pada 1960 dan 1970, teknologi pendidikan dipandang sebagai suatu proses. Pada 1994, teknologi instruksional didefinisikan sebagai praktik dalam mendesain, mengembangkan, memanfaatkan, mengelola, dan menilai proses-proses maupun sumber-sumber belajar. Pada saat ini, teknologi pendidikan telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari dunia pendidikan, seperti pembelajaran jarak jauh, akses informasi, pembelajaran yang menarik, pembelajaran yang fleksibel, dan pemanfaatan teknologi informasi. Teknologi pendidikan juga terus berkembang dan menjadi lebih canggih, seperti penggunaan augmented reality, virtual reality, dan artificial intelligence dalam pembelajaran.

 


Akhir-akhir ini teknologi sangat tampak membantu pekerjaan manusia, salah satunya kecerdasan buatan (artificial intelligence atau AI). AI adalah kecerdasan yang ditambahkan kepada suatu sistem yang bisa diatur dalam konteks ilmiah atau bisa disebut juga intelegensi artifisial. Sejarah kecerdasan buatan dimulai pada 1941, meskipun istilah kecerdasan buatan baru muncul pada 1956 dalam Konferensi Dartmouth. Pada masa ini, perhatian difokuskan pada kemampuan komputer mengerjakan sesuatu yang dapat dilakukan oleh manusia.

 


Lebih jauh, perkembangan teknologi dalam dunia pendidikan telah membawa dampak yang signifikan. Ada beberapa aspek perkembangan teknologi dalam dunia pendidikan dari masa ke masa.

 


Pertama, pembelajaran jarak jauh. Teknologi telah memungkinkan adanya sistem pembelajaran jarak jauh atau e-learning yang memungkinkan interaksi antara pembimbing dan anak didik secara online. Hal ini memungkinkan akses pendidikan berkualitas tinggi tanpa harus berada di lokasi fisik yang sama.

 


Kedua, akses informasi. Teknologi telah memudahkan akses terhadap informasi terbaru melalui berbagai perangkat seperti laptop, personal computer, smartphone, dan tablet. Hal ini memungkinkan siswa dan pendidik untuk mencari dan menemukan informasi dengan lebih efisien.

 


Ketiga, pembelajaran yang menarik. Penggunaan teknologi dalam pendidikan dapat membuat materi pembelajaran lebih menarik dan variatif, sehingga dapat meningkatkan minat belajar siswa.

 


Keempat, pembelajaran yang fleksibel. Teknologi memungkinkan adanya pembelajaran yang lebih fleksibel, di mana siswa dapat belajar di mana saja dan kapan saja dengan memanfaatkan materi pembelajaran yang sudah disediakan oleh guru.

 

Kelima, pemanfaatan teknologi informasi. Penggunaan teknologi informasi interaktif seperti multimedia dalam pendidikan telah mengubah cara penyampaian materi pembelajaran dan memperluas akses terhadap pengetahuan.


Perkembangan teknologi dalam dunia pendidikan telah membawa manfaat yang signifikan, seperti peningkatan akses terhadap pendidikan, pembelajaran yang lebih menarik, dan fleksibilitas dalam proses pembelajaran. Namun, juga perlu diakui bahwa terdapat tantangan terkait dengan akses internet yang tidak merata dan kemungkinan penyebaran informasi yang tidak valid. Oleh karena itu, penting untuk terus mengembangkan teknologi pendidikan dengan memperhatikan kebutuhan dan tantangan yang ada.

 


Kini, guru perlu memaksimalkan segala kemampuan untuk selalu belajar meningkatkan kompetensi guna mewujudkan pendidikan yang berkualitas di antara derasnya arus teknologi.

 

Selamat Hari Guru Nasional.

 


Singgih Aji Purnomo, Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Amanah Al-Gontory, Jurnalis NU Online Banten


Opini Terbaru